Lesunya Penjualan EV, Nikel RI Lebih Diserap Pasar China

Mitraberita.com Semoga kebahagiaan menghampirimu setiap saat. Di Kutipan Ini aku ingin berbagi informasi menarik mengenai Bisnis. Informasi Mendalam Seputar Bisnis Lesunya Penjualan EV Nikel RI Lebih Diserap Pasar China Ikuti pembahasan ini hingga kalimat terakhir.
- 1.1. Jakarta, 28 November 2024
Table of Contents
Jakarta, 28 November 2024 — PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) mengakui bahwa pertumbuhan permintaan nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) masih berada di bawah ekspektasi. Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menyatakan bahwa meskipun terdapat pertumbuhan, angkanya lebih rendah dari proyeksi awal yang diperkirakan mencapai 22%. "Masih ada pertumbuhan, tetapi itu sebenarnya di bawah proyeksi growth yang mungkin di 22%," ujar Dilo usai kegiatan MIND ID Commodities Outlook.
Dilo menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan EV tahun ini dan tahun sebelumnya berada di kisaran 18%. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut adalah kebijakan proteksi dari beberapa negara, yang berdampak pada penjualan kendaraan listrik secara global. "Jadi [tahun] kemarin sama tahun ini growth [penjualan] EV sekitar 18%-an," tambahnya.
Selain itu, Dilo menyoroti adanya prospek dari industri lain yang membutuhkan baja nirkarat atau stainless steel, seperti sektor properti. Permintaan dari sektor ini menunjukkan pertumbuhan yang lebih signifikan dibandingkan dengan industri EV. "Ada prospek dari industri lain yang membutuhkan baja nirkarat atau stainless steel seperti properti. Jadi mungkin di sini [permintaan dari industri EV] growth-nya agak berkurang, tetapi growth yang dari sisi properti masih ada lebih besar," jelas Dilo.
Data dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) memperkirakan kebutuhan nikel untuk baterai kendaraan listrik akan mencapai 25.133 ton pada tahun 2025, meningkat menjadi 37.699 ton pada tahun 2030, dan mencapai 59.506 ton pada tahun 2035. Namun, proyeksi ini dapat dipengaruhi oleh dinamika pasar dan kebijakan internasional yang mempengaruhi pertumbuhan industri EV.
Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong hilirisasi nikel untuk meningkatkan nilai tambah industri baterai kendaraan listrik. Pemerintah menargetkan produksi nikel sebesar 240 juta ton pada tahun 2024, meningkat dari kebutuhan smelter tahun sebelumnya yang mencapai 220 juta ton. Hilirisasi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baterai di Indonesia yang diproyeksikan mencapai 108,2 GWh hingga tahun 2030.
Namun, tantangan tetap ada. Energy Shift Institute menyebut bahwa Indonesia tahun ini diperkirakan hanya dapat memenuhi 10 GWh atau kurang dari 0,4% kapasitas produksi baterai kendaraan listrik global. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam industri nikel, kontribusinya dalam rantai pasok baterai global masih relatif kecil.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, MIND ID dan pemerintah Indonesia perlu terus mendorong investasi dan pengembangan teknologi dalam industri nikel dan baterai EV. Langkah ini penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global dan memastikan pertumbuhan permintaan nikel sesuai dengan proyeksi yang telah ditetapkan.
- Persis Solo Pastikan Pelatih Asing Baru Akan Tiba Pekan Depan, Siap Pimpin Persiapan Melawan Barito Putera
- Terungkap! Thom Haye Memikirkan Anak yang Sakit di Belanda Saat Membela Timnas Indonesia Melawan Arab Saudi
- Maarten Paes Absen di Piala AFF 2024: Kesempatan bagi Kiper Muda Timnas Indonesia untuk Unjuk Kemampuan
Terima kasih telah mengikuti pembahasan lesunya penjualan ev nikel ri lebih diserap pasar china dalam bisnis ini Jangan ragu untuk mencari tahu lebih lanjut tentang topik ini selalu bersyukur atas kesempatan dan rawat kesehatan emosional. Sebarkan manfaat ini kepada orang-orang di sekitarmu. terima kasih.
✦ Tanya AI